Rabu, 17 November 2010
















P.E.R.S.A.H.A.B.A.T.A.N = K.E.P.O.M.P.O.N.G

hati saya jagoan:D


Sebentar aku coba memastikan nomor yang masuk ke ponsel aku. Masih coba berfikir keras terlebih heran dengan isi dari pesan yg disampaikan.

“ hai, apa kabar...?!”

Aku coba berfikir positif untuk coba membalas pesan tersebut.

“ saya baik, terimakasih”

Pesan demi pesan terus berlanjut hingga akhirnya saya tau pria itu bernama berry. Dia anak jakarta, nice man, humble, dan smart at least itu penilaian awal aku melihat dari komunikasi yg dia sampaikan di sms.

Rutinitas pun terjalin, ada kesibukan baru mengisi hari-hari aku. Ada sapaan ketika bangun tidur, ada sapaan ketika akan menutup mata. Ada perhatian satu sama lain. Aku justru takut, aku khawatir rutinitas ini membuat aku merasa ketergantungan pada orang lain.

Suatu hari dia sempat menawari untuk berjumpa, saya memerlukan waktu untuk berpikir panjang, apakah yang saya lakukan untuk bertemu dengannya adalah suatu keputusan yg benar, bagi aku yg pernah tau rasanya dikecewakan bertemu dengan jejaka yang sama sekali aku tidak pernah tau sebelumnya seperti diminta untuk masuk gua besar dan gelap dan sepertinya banyak hewan buas disana. Hahahahah i know it’s too much for me:D

Aku sengaja mengosongkan hari di minggu itu, aku memutuskan untuk mengiyakan tawarannya. Aku coba buat menerima kehadiran orang baru di hidup aku, terlalu dini menyimpulkan maksud dan tujuan berry, tapi aku berharap dia bukan hanya orang yg salah di waktu yg tepat.

Jam monol ungu milik aku menunjukan jam 20:00, ada telpon yg menghubungi ku, dia berry.

“ hai, mel...lagi apa?!”

“ hai ber, aku lagi belanja nih “

“ aku ganggu dong mel?!” tanya berry lembut.

“ no at all ber, santai “

“ aku mau minta maaf, sekarang aku memang lg di bandung tapi kayaknya kita ngga bisa ketemu deh mel “ nada berry tiba-tiba serius.

“ oh gitu, kenapa emang ?!” melinda menyelidik.

“ aku ada urusan penting dan aku harus kembali ke jakarta malam ini juga”

“ oh, ok...i know ber, it’s ok...kapan-kapan kalo ada waktu kita pasti ketemu “ jawab melinda lesu.

Wajar tidak kalo aku merasa ada yg sakit di ulu hati, seperti menohok, seperti menjatuhkan aku dari gedung ditingkat tertinggi. Aku tau ini pasti terjadi. Aku tau rutinitas yang selama ini kami jalani tak lebih dari sekedar menghabiskan waktu dan menghabiskan bonus sms saja. Semurah itukah komunikasi kami Tuhan. Sangat tidak berartikah aku buatnya Tuhan, dia memang pernah bilang bahwa :

“mel, aku masih punya hutang buat ketemu kamu”.

“ jangan pernah berjanji ber, aku tidak mau punya harapan kosong, anggap saja kamu tidak pernah mengatakan itu, anggap saja kamu hanya salah bicara ketika itu “ jawab tegas melinda.

Semenjak itulah komunikasi kami mulai tidak berkualitas, bahkan tidak ada sama sekali satu kabar pun. Baiklah aku tau, dan cukup mengerti, rutinitas yg pria jalin tidak serta merta untuk menjalani hubungan kearah yang lebih serius. Pelajaran hari ini adalah, biarkan tercipta rutinitas dengan siapa pun tetapi biarkan rutinitas itu menjadi proses buat kita untuk bisa saling mengenal, jangan pernah terlena dengan rutinitas baru tersebut.

Pernah seorang sahabat bilang, mel, jomblo emang aib tapi sendiri adalah pilihan hidup, setiap orang punya pilihannya masing-masing dan ada alasan hebat dibalik pilihannya itu. Untuk para kalian yang pernah tersakiti, jangan pernah menyesal karna pernah mengenal, jangan pernah menyesal karna pernah tercipta rutinitas. Percayalah semua adalah pendewasaan diri, semua adalah proses buat bisa lebih menghargai suatu hubungan yg serius, tetap tersenyum hadapi semua. Tolong jangan fokus dengan hasil tapi belajarlah pada proses.

Terimakasih kepada anda yg pernah datang ke hidup aku tanpa pernah aku tau sebelumnya siapa anda, siapa keluarga anda, apa kebiasaan buruk anda, terimakasih sudah mengajari aku banyak hal, mengajari aku rasanya dikecewakan, mengajari aku rasanya sakit hati, mengajarkan rasanya tidak berarti bagi oranglain. Mengajari aku untuk lebih menghargai orang lain. Aku sekarang sudah kuat, hati aku sudah jagoan, lebih siap menghadapi apapun.

Jaga kami tuhan....

Jaga hati kami....

Jaga orang-orang yang pernah menyakiti kami....

Jangan pernah berharap meminta kepastian....

Tapi berusahalah meminta kejelasan...


*19:18 in de corner of my bedroom