Berbicara soal C.I.N.T.A emang ngga bakalan ada habisnya, ada aja kisahnya dari yang seneng, haru, so sweet, sakit, perih, cinta buta, cinta mati, cinta gila, orang gila “Lho”…saat ini entah apa yg lewat di dalam otak saya, dan segera ingin saya tumpahkan dan buang pada tempatnya. Melihat fenomena yg ada, anak TK aja udah mulai tau cinta, sebagai contoh adek sepupu saya ketika pulang sekolah di halaman belakang buku yg dia bawa tertuliskan “ Nada lophe Daffa” ….Oh my GOD, apa yg terjadi????, ketika saya Tanya ke yg empunya buku.
“ heh nada, kamu nulis apaan tuh? “
“ihhhhh…malu tante omie” sambil senyum kegelian.
“ apa itu lophe-lophe segala?siapa lg daffa? Tanya saya penasaran.
“ lophe tante masa ngga tau, daffa itu temen sebangku Nada, jadi Nada
Lophe Daffa” *sambil dengan cueknya meninggalkan saya.
*gubrakkk…just wanna say Alhamdulillah, saya pun mengurut dada, ternyata sepupu saya masih benar-benar anak kecil, Lophe = temen sebangku, wkwkwkwkwkw. Apakah cinta atau lophe memang sempit pengertiannya, sebatas teman sebangku, tapi heiiii ternyata tak se simple itu kawan, cinta akan menjadi sangat simple tapi juga akan menjadi jauh lebih kompleks, tergantung dari si pemilik cinta.
Saya berbicara cinta bukan berarti saya faham apa itu cinta, hanya saja apa yg telah dilalui selama ini cukup banyak mengajari banyak hal untuk jauh lebih mengerti cinta. Saya heran orang bisa berlama-lama menjalin hubungan hingga pada akhirnya menikah, apa rahasia mereka?apa pernah mereka merasa bosan dengan pasangan satu sama lain.
Izinkan saat ini saya berbagi cerita sedikit, berharap bisa saling mengingatkan. Berawal dari perkenalan tak terduga dengan seorang pria sebut saja namanya Wandha, perkenalan kita terjalin karena kita menyukai aktivitas yg sama yaitu olah raga basket, karena kita merasa cocok, maka kami memutuskan untuk serius berhubungan, awalnya semua biasa saja, baik orang tua saya ataupun orang tua wandha sangat setuju dengan hubungan kami, hingga suatu hari di bulan agustus tepatnya, wandha dan keluarganya datang kerumah, kami sekeluarga berkumpul dan pembicaraan pun menuju ke arah serius, wandha memberikan saya sebuah cincin yg indah. Saya pun hanya bisa tersenyum sambil bergumam dalam hati “ ya Allah diakah jodoh yang kau siapkan untuk hamba?”
Sekitar bulan September Wandha mendapatkan pekerjaan di Jakarta kami pun menjalani hubungan jarak jauh (LDR), pada awalnya semua berjalan sesuai yg kami inginkan, namun berjalan 2 hingga 3 bulan intensitas kami berkomunikasi Nampak mulai kurang berkualitas, wandha lebih sering sibuk dengan dunianya tanpa memperdulikan saya, justru malah orang tuanya yang sangat perhatian pada saya. Masih ingat betul ketika itu hari sabtu saya terjaga dari tidur malam sekitar pukul. 03:00 pagi. Saya bergegas berwudlu dan sholat tahajud, entah apa yg terpikir setelah selesai sholat, saya tiba-tiba mengambil HP dan menghubungi Wandha, alangkah kagetnya saya yg mengangkat HP nya seorang wanita bernama anggun, dia bilang pacarnya Wandha, mereka sedang menghabiskan Saturday nite mereka dengan minum bersama di diskotik. Saya bingung, kacau, merasa di bohongi.
Dari semenjak malam itu saya sudah tidak pernah menghubungi dia lagi, buat saya semuanya sudah cukup memberikan informasi apa yg membuat hubungan kami sangat menjadi tidak berkualitas. And you know what, beberapa bulan dari kejadian itu, mamanya Wandha telpon saya.
Tante : halo omie, apa kabar sayang?
Saya : baik tante, apa kabarnya juga?
Tante : baik, gini ada yg mau tante omongin.
Saya : ada apa tante serius amat.
Tante : omie maafkan tante dan keluarga besar, baru sekarang kasih tau omie, bulan kemarin wandha menikah dengan anggun, tante memang tidak setuju tapi mau gimana lagi, wandha harus bertanggung jawab untuk perbuatannya.
Hening…
Saya: oh gitu tante (masih bingung dengan kata “bertanggung jawab”)
Tante: semoga omie bisa dapatkan yg jauh lebih baik yah.
Saya : amien makasih tante.
Setelah obrolan basa basi yg lain selesai, kami pun saling mengingatkan untuk menjaga diri.
KLIK…pembicaraan berakhir.
Saya masih shock, Dia sudah menikah bertanggung jawab, ada apa ini, apa yg harus saya lakukan, apa yang harus saya katakan pada keluarga besar saya. Saya menyerah dengan semua ini, saya sudah terlalu hancur Tuhan, saya malu, saya takut dan saya kecewaL.
Ternyata dari semua rasa sakit yg saya dapat ternyata keluarga besar dan sahabat sangat mendukung dan membantu memulihkan luka batin saya. Baru saya ketahui ternyata apa yg terjadi pada saya ini sudah keluarga besar ketahui karena ada pernyataan juga dari pihak keluarga wandha kepada pihak keluarga saya untuk pemutusan hubungan ini, namun ternyata mamanya wandha ingin langsung berbicara dengan saya, Dari semua yg terjadi ternyata banyak sekali yg bisa saya ambil hikmahnya. Tidak mencintai orang terlalu dalam karena saat kehilangan ternyata rasanya sakit bangat, menjaga diri dengan baik karena ternyata kita adalah kuncian pria, kita baik mereka akan jauh lebih baik, kita “nakal” maka dia akan jauh lebih nakal, berdo’a dan pasrah pada ketentuan Tuhan, karena semuanya beliau yg atur. Saya yakin apa yg Tuhan buat hari ini pasti yg terbaik buat saya kelak.
Maafkan saya wandha terlalu egois untuk terlalu menyayangimu….
0 komentar:
Posting Komentar
Posting Komentar